Pertanyaan
yang pertama kali saya terima ketika menyampaikan keinginan untuk keliling
Indonesia ke orang-orang terdekat adalah “kenapa
ingin melakukannya?”, lalu ”bagaimana
caranya?”. Saya akan jelaskan jawaban dari kedua pertanyaan di atas.
Keinginan
untuk melakukan perjalanan keliling Indonesia muncul dalam pikiran saya sejak
pertengahan November 2014. Sebelumnya keinginan itu hanya melintas sejenak lalu
terlupakan. Ada banyak alasan yang dapat dijadikan pendorongnya. Mulai dari
yang ringan seperti ingin karena melihat foto-foto yang diunggah teman dari
suatu tempat yang jauh di timur Indonesia, bosan dengan kepadatan Jakarta,
pelarian atas kegagalan-kegagalan, keluar dari zona nyaman, dan alasan yang
terbesar adalah untuk memahami diri sendiri lebih intim melalui perjalanan, memperbaiki kelemahan-kelemahan, dan
menjadikan diri lebih bermanfaat untuk orang lain.
Mengenai
caranya, saya akan memanfaatkan transportasi apapun yang tersedia dengan biaya
sekecil-kecilnya dan sebisanya cuma-cuma untuk berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Tentang bagaimana cara menjalani hidup selama perjalanan, rencananya
saya akan bekerja apapun selagi halal untuk membiayai biaya perjalanan. Tentang
biaya saya selama perjalanan adalah separoh gaji bulan terakhir saya bekerja,
sangat terbatas. Untuk kalimat di atas yang ada kata ‘rencana’nya memang
disengaja, karena saya belum bisa menjelaskan secara detil pekerjaan apa yang
akan saya lakukan. Jika kalian nanti bersabar membaca blog ini, saya akan
menuliskan lebih detil cara saya menjalani kehidupan nantinya.
Persiapan
pertama yang saya lakukan adalah meminta restu dari orang tua, khususnya Ibu.
Saya yakin restu dari orang tua akan jadi pelindung selama perjalanan yang
membutuhkan waktu relatif lama ini. Naluri orang tua yang ingin selalu
melindungi dan menginginkan kenyamanan bagi anaknya menghasilkan penolakan
sementara. Setelah saya jelaskan lebih lebih detil alasan dan tujuan yang akan
dicapai, restu diterima dengan tambahan beberapa wejangan.
Menjelang
akhir November saya mulai melakukan riset kecil-kecilan mengenai tempat yang
akan dikunjungi, menentukan rute yang akan ditempuh.
Jakarta-Semarang-Malang-Surabaya-Bali-Lombok-Bima, NTB-Pulau
Komodo-Sulawesi-Maluku-Papua-Kalimantan-Sumatera adalah rencana rute yang akan
saya tempuh dengan modal niat, keberanian dan setengah gaji bulan terakhir.
Selain
riset rute yang akan ditempuh, saya juga mulai mempersiapkan perlengkapan.
Carrier untuk membawa barang secukupnya dan sepatu yang nyaman untuk melindungi
kaki. Harga carrier baru di outlet-outlet resmi membuat saya berpikir dua kali
untuk membelinya. Akhirnya saya mencari carrier seken di jalan Surabaya yang
sesuai dengan budget. Tidak banyak perlengkapan yang akan saya bawa selama
perjalanan. Perangkat elektronik hanya handphone dan laptop sisanya pakaian dan
buku.
Mental
adalah suatu hal yang harus saya persiapkan lebih. Perjalanan selalu menyimpan
misteri disetiap langkahnya. Arah dapat berganti, tujuan dapat berubah, rute bisa
beralih, namun niat tetap harus dipertahankan. Keadaan terbaik selalu
diharapkan, namun apapun kenyataan yang
terjadi harus dihadapi dan disyukuri. Di sinilah mental akan diuji
ketangguhannya.
Dalam
beberapa minggu sebelum memulai perjalanan ini, latihan mental dan sikap sudah
saya rasakan. Menginap di rumah saudara yang sederhana dengan bekerja setulus
dan serajinnya adalah latihan yang mendasar. Hal-hal yang saya lakukan jadi
lebih bervariatif dan berkesan, istimewanya saya mendapat nilai dari setiap
kejadian tersebut Keadaan ini berbeda dengan kehidupan sebelumnya, yaitu
terjebak dalam rutinitas pekerjaan, gamang terhadap masa depan, dan asing dalam
masalah percintaan. Saya memilih untuk melakukan perjalanan ini sebagai
perjalanan ke dalam diri paling suci melalui Indonesia. Karena perjalanan
terjauh yang bisa ditempuh bukanlah perjalanan ke ujung dunia, melainkan ke
dalam diri masing-masing, menyusuri negeri yang kita cintai.
Jakarta, 18 Desember 2014
Karena perjalanan mengajarkan banyak hal, maka saya menulis Keliling Indonesia (Revisi)
Karena perjalanan mengajarkan banyak hal, maka saya menulis Keliling Indonesia (Revisi)
Uda, kalau perjalananmu ini adalah untuk mencari rumah, bukankah sebelumnya kamu telah meninggalkan rumah terlebih dahulu?
BalasHapusEntah mengapa tulisan tentang restu dari Ibu membuatku sangat berat untuk membaca nya. Bagaimanapun Ibu mu luar biasa mengizinkan anaknya melakukan hal hal yg tidak biasa. Yang aku tau setelah ini aku akan sering membaca tulisan-tulisan menarik tentang perjalananmu, yang akan membuatku berorgasme mengandung kemudian melahirkan tulisan-tulisan. Uda, teruslah menjadi inspirasi agar orang yang berkunjung ke blog mu juga ingin menulis.
Anyway, aku tunggu perjalananmu di tanah Minahasa. Hati-hati dan salam untuk orang-orang yang kau temui.
With love,
Herina
Dear Herina
BalasHapusKehidupan ini rumah itu sendiri. Selama kamu masih menjalaninya, berarti kamu masih tinggal di dalam rumah itu. Restu dari Ibuku adalah kekuatan pengiring perjalanan ini.
Sering-seringlah ke sini, aku akan bawa kamu jalan-jalan keliling Indonesia.
Saya amat sangat terkesan dengan cerita perjalanan anda, merupakan motivasi bagi para traveller untuk menyentuh kedalaman indahnya tanah pertiwi ini. Satu hal yang menarik yang saya kutip adalah "perjalanan selalu menyimpan misteri disetiap langkahnya, arah dapat berubah, tujuan dapat berganti, rute bisa beralih, namun niat tetap harus dipertahankan"
BalasHapusTeruslah berjuang kawan, menyelami keramahtamahan dan keindahan bumi pertiwi. Saya doakan anda selalu dalam lindungan-Nya, serta diberikan kemudahan dan pelajaran disetiap jengkal perjalanan anda.
Terima kasih doanya kawan.
HapusSemoga kamu selalu bahagia.
semanagat terus uda, uda orang minang yang kaduo awak kenal setelah adal bonai.
BalasHapus"terus berjalan menemukan rumah-rumahmu, karena rumah itu dimanapun dan tetap menginspirasi" :D
Terima kasih Yulis, awak tahu lo samo Adal Bonai mah. Inyo alah duluan mamulai.
HapusGuri....kamu awali perjalananmu dari jakarta tow Uda
BalasHapusIya Om, karena tinggal di sana sebelumnya.
HapusSumpah,
BalasHapusAku merinding , terharu, terenyuh membaca setiap kalimat yang tergores dalam artikel ini. Aku merasakan, tidak ada apa-apanya dibandingkan keberanian dan niat kamu yang penuh tujuan. Aku angkat tangan dan terpesona dengan langkah yang kamu ambil.
Semoga , apa yang menjadi impianmu dalam rencanamu " Langkah Jauh" sukses dan berhasil. Amin
@ranselahok
www.ranselahok.com
Perjalanan ini menyimpan kejutan di setiap langkahnya, dari awalpun perjalanan ini sudah memberikan kejutannya.
HapusAmiiin.
Terima kasih doanya kawan.
Salam kenal, Uda. Senang rasanya bisa 'tersesat' sampai ke blog ini :D hehe. Sangat inspiring!
BalasHapusDuh, kalau aku lelaki aku juga ingin sekali melakukan hal yang sama dengan Uda.. hehehe