Februari
sudah lewat lima hari yang lalu, tidak lebih dari lima catatan yang saya tulis.
Sungguh berbeda dari bulan sebelumnya yang begitu produktif. Apakah karena saya
tidak melakukan perjalanan? Malah sebaliknya, hampir setiap hari saya
mengunjungi tempat-tempat wisata di Bali sebagai tour driver. Apakah saya jadi
tidak punya waktu kosong? Sama sekali tidak, 2-3 hari dalam seminggu setidaknya
bisa saya gunakan untuk menulis ketika tidak membawa tamu. Lalu kenapa saya
tidak menulis? Adakah pembenaran untuk hal ini. Tidak.
Rutinitas
menghadirkan kenyamanan, apa yang harus dilakukan besok sudah diketahui
beberapa hari sebelumnya. Tantangan terasa hilang saat mulai berjalan, karena
kita hanya mengikuti jalan yang sudah disediakan. Sesuatu bagai sudah pasti
untuk dihadapi, kita hanya perlu berhati-hati menjalaninya. Ketika rutinitas
berhenti sementara, saat itu terasa bagai terbebas dari ikatan Begitulah pandangan
saya terhadap rutinitas yang melemahkan diri atau lebih tepatnya saya lemah
terhadap rutinitas.
Teruslah berjalan, berjalanlah terus |
Saya
butuh kegiatan baru, hal-hal baru, pengalaman baru, dan perjalanan ke tempat
baru. Saya kembali merasa bersemangat ketika berhadapan dengan sesuatu hal yang
baru. Saya lebih waspada dan hati-hati, lebih berenergi, lebih peka, lebih
aktif, dan merasa lebih hidup ketika kembali melanjutkan perjalanan. Perjalanan
kembali membangkitkan saya yang lemah terhadap rutinitas. Saya akan terus
berjalan untuk selalu merasa lebih hidup dan menikmati hidup.
Kamis,
5 Maret 2015. Lombok
Ceritanya bagus bagus:D
BalasHapusWah wah ternyata kamu juga baca cerita perjalanan di blog ini ya mba hehe
HapusCeritanya bagus bagus:D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus