Gili
Trawangan bisa saja menjadi gili yang paling dikenal oleh orang di luar Lombok,
tapi masalah keindahan banyak gili (pulau kecil) lainnya yang lebih bagus
menurut saya. Salah satunya adalah Gili Nanggu.
Berjarak sekitar lima belas menit perjalanan dari pelabuhan Lembar. Berdekatan
dengan Gili Nanggu ada Gili Sudak, Gili Kedis, dan Gili Tangkong yang memiliki
pesona masing-masing.
Mataram menuju Sekotong daerah sebelum ke Gili Nanggu, ditempuh sekitar satu
setengah jam perjalanan. Pelabuahan Medang di Sekotong adalah tujuan saya dan
lima orang teman yang bertemu di Rumah Singgah Lombok Backpacker. Di depan
rumahnya Pak Muhsin telah menunggu kami. Beliau adalah pemilik perahu yang
telah dihubungi sebelumnya dan akan membawa kami untuk menikmati keindahan
gili-gili di daerahnya. Sebelumnya beliau juga sudah memesankan nasi balap yang
rasanya sangat enak untuk makan siang kami berenam.
Lima
belas menit duduk manis di dalam perahu telah membawa kami sampai di Gili
Nanggu. Beberapa perahu wisata terapung tenang dekat dermaga berpasir putih.
Turis luar menikmati mandi cahaya matahari di bibir pantai yang landai, serta
beberapa lainnya menikmati suasana sejuk di lesehan di bawah pohon yang
rindang. Beberapa ekor burung dara terbang rendah dan mencaari makan di pasir. Kamera
yang dibawa langsung mengabadikan keindahan yang disuguhkan alam, setelah itu
kami bersiap untuk snorkeling.
Menikmati keindahan yang tersimpan di bawah gelombang-gelombang kecil air laut.
Untuk menikmati suasana ini kami membayar Rp 5.000 untuk tiket masuk per
orangnya.
Langit
biru cerah dengan awan putih terang menghiasinya. Angin berhembus membawa
kesejukan. Kami mulai melayang di permukaan air laut yang jernih dan tampak mengkilat
karena cahaya matahari. Ratusan ikan warna-warni menyambut dan mengerubung
lebih dekat saat butiran roti ditebarkan. Paduan hitam-kuning-putih pada ikan
yang bertubuh lebar namun ramping, ikan berwarna hijau dengan paduan hitam, ikan-ikan
yang tubuhnya mengkilat saat terkena cahaya matahari, serta ratusan jenis dan
bentuk ikan lainnya. Bagian yang paling menakjubkan bagi saya adalah melihat
dari dekat koloni ikan Putihan. Koloni itu terdiri dari ribuan ekor ikan
sepanjang satu hasta. Berenang pelan dan membentuk formasi unik. Ada tiga
koloni dengan ukuran yang berbeda, mulai seukuran satu jari, tiga jari, sampai
seukuran hasta orang dewasa.
Menurut
pak Muhsin di sekitar Gili Nanggu dilarang untuk menangkap ikan dengan cara
apapun. “Dendanya sampai lima belas juta, mas” jawab pak Muhsin ketika saya
tanyakan apa hukuman jika ketahuan menangkap ikan. Karena peraturan inilah, snorkeling di Gili Nanggu serasa
berenang di dalam kerajaan ikan.
Di
sisi Timur Gili Nanggu dasar lautnya menjadi tempat pelestarian terumbu karang.
Pelestarian terumbu karang yang sudah dimulai sejak tahun 1980an telah
menunjukkan hasilnya. Balok beton dengan struktur unik menjadi mulai ditumbuhi
terumbu karang. Beberapa besi yang menyerupai meja telah dipenuhi terumbu
karang berwarna kemerahan. Yang paling menarik adalah kerangka besi menyerupai
rumah adat suku Sasak juga ikut dibenamkan, sebagai tempat tumbuh terumbu karang
dan rumah bagi ribuan ikan di sana. Hayalan saya melayang pada sepuluh sampai
dua puluh tahun mendatang. Tentu akan sangat indah bawah laut di Gili Nanggu
nantinya.
Jelajahilah
Gili Nanggu yang besarnya sekitar dua kali lapangan bola. Di bagian tengah
pulau kecil ini terdapat jalan menyusuri hutan yang dipagari oleh pohon-pohon
besar. Di sisi timur ombaknya cukup besar dan di sana berdiri dermaga yang
kesepian. Di bagian dalam dekat musholla terdapat kolam-kolam untuk penangkaran
penyu. Sedangkan di depan resort di sisi utara, barisan pohon tersusun rapi dan
menciptakan suasana rindang yang artistik. Toilet yang bersih, serta musholla
yang nyaman untuk beribadah juga tersedia di sini.
Selepas
tengah hari kami berpindah ke Gili Sudak. Pasir putih dan air laut yang jernih
menyambut. Kursi-kursi santai dan meja makan tersusun di bawah rindang pohon.
Kami berenang sejenak untuk menunggu pesanan makan siang datang. Ikan bakar,
sayur sop, dan nasi goreng kami nikmati dengan lahap. Harganya setaraf restoran
di tempat wisata biasanya. Perahu kano disewa dengan harga tiga puluh ribu
untuk sehari. Kami bergantian memainkannya setelah makan. Snorkeling tidak begitu menarik lagi di sini.
Sebelum
ke Gili Kedis, perahu berhenti di bagian laut yang agak dangkal. Banyak bintang
laut di dasarnya. Bintang laut yang memiliki duri-duri di punggungnya jumlahnya
lebih mendominasi. Kami mengambil beberapa ekor untuk difoto, setelah itu
dilepas kembali. Perahu melanjutkan perjalanan ke Gili Kedis. Matahari mulai
condong ke arah Barat.
Pulau
kecil seukuran lapangan basket ini diberi nama Kedis karena dulunya banyak
burung Kedis di sini. “Sekarang sudah tidak ada lagi, karena sudah banyak
manusia di sana” kata pak Muhsin. Di sini berdiri dua gazebo untk beristirahat.
Kami mengitari pulau ini sambil mengambil beberapa foto. Di sisi selatan terdapat
batu karang dengan celah-celahnya yang unik. Dasar laut yang landai dengan
pasir putih. Warna air laut yang kehijauan dan kebiruan bersanding,
menghasilkan paduan yang indah.
Matahari
tenggelam masih beberapa jam lagi. Langit masih terang. Kami mulai snorkeling di sisi Timur pulau kecil
ini. Terumbu karang masih terjaga keindahannya. Ratusan ikan berenang di
sekitarnya. Jika dibandingkan dengan gili-gili sebelumnya, terumbu karang di
Gili Kedis adalah yang terbaik. Sangat tepat untuk mengakhiri perjalanan seru
ke Gili Nanggu dan sekitarnya.
Langit
mulai berwarna kekuningan. Perahu motor yang kami tumpangi melaju pulang.
Wajah-wajah di dalam kapal memancarkan kepuasan. Mengalahkan rasa capek yang
ada. Matahari perlahan mendekati garis horison. Keindahan yang dapat melepas
semua rasa lelah. Langit berubah menjadi kemerahan. Kami turun dari kapal dan
berjalan menyusuri dasar laut yang kering karena surut. Di rumah sebungkus nasi
Balap yang dipesan pak Muhsin menunggu. Kami makan dengan lahap karena rasa nasinya
begitu nikmat. Ah...perjalanan ini.
Jumat,
19 Juni 2015. Labuan Bajo
Catatan:
Rincian Biaya:
Sewa perahu 250 ribu untuk berenam. Di atas
6 orang bisa jadi 300 ribu.
Sewa peralatan snorkeling 15-25 ribu,
tergantung negosiasi
Nasi balap 7 ribu/bungkus
Nomor pak Muhsin 0819 0710 1971
Keren banget pantainya, jadi pengen nyemplung disana juga
BalasHapusBenar, pasir putih dan air jernih memang godaan terberat untuk nyebur, kayak lihat es teh manis saat puasa.
HapusIya, pantainya cakep banget, asik tuh buat bejemur hehe
BalasHapuswww.littlenomadid.com
Iya Velysia, kamu sudah ke sini?
HapusKeren! Kemarin sempet ke Lombok tapi belum sempet kesini, lain kali wajib kesini nih hehehe
BalasHapuswww.irhamfaridh.com
Setelah ini saya akan posting tulisan tentang Gili paling bagus di Lombok, dan jadi salah satu tujuan wajib nantinya.
Hapusgili nanggu emang wah. pengen balik lagi.. lautnya tenang enak dibawa snorkeling. masih sepi lagi...
BalasHapusAda Gili Kono yang jauh lebih bagus lagi untuk snorkeling. Tunggu postingan selanjutnya.
Hapus