Bagian
Penutup: Pertemanan dan kejutan di dalamnya
Ada
satu pertanyaan yang susah saya jawab tentang perjalanan 5 Hari 3 Malam ini,
yaitu “Berapa biaya untuk perjalanan seperti ini?”. Saya tidak bisa menjawabnya
jika berdasarkan pengalaman. Karena saya dapat menikmati perjalanan ini dengan
cuma-cuma. “Bagaimana bisa dapat cuma-cuma?” mungkin saja pertanyaan itu segera
muncul dalam pikiranmu. Jika benar, silahkan lanjutkan membacanya, karena saya
akan ceritakan kejutan dari perjalanan ini.
Berawal
dari suatu postingan di Instagram beberapa hari sebelum puasa, saya berbalas komentar
dengan seorang follower yang pernah
tinggal di Labuan Bajo. Beliau adalah @defriariyanto. Malam berikutnya beliau
menelpon Haji Radi yang merupakan pemilik rumah yang saya tumpangi di Labuan
Bajo, dan kami juga berbincang sesaat.
Beliau meminta nomor saya dan kami berbalas pesan tentang pengalaman dan
tempat-tempat indah di Labuan Bajo. Di ujung perbincangan, bang Defri mengatakan
memiliki teman seorang kapten kapal. Dia akan menghubungi temannya itu untuk
menanyakan apakah saya bisa ikut dengan kapalnya. Gayung bersambut, kabar baik
saya terima selanjutnya. Menurut bang Defri saya bisa ikut dengan kapal
temannya dan memberi nomor si kapten untuk dihubungi.
Tidak
membuang waktu, saya segera menghubungi pak Hussen—kapten kapal yang
dimaksudkan—dan menemui beliau keesok harinya. “Ikut sudah kalau kau mau” kata
pak Hussen dalam perbincangan kami sore itu di teras rumahnya. Namun tujuan
beliau selama bulan puasa tidak ada yang ke Pulau Padar dan Gili Lawa—dua
tempat yang sangat ingin saya kunjungi. Saya menunggu sampai lebaran selesai
dan tetap menjaga komunikasi dengan pak Hussen. Sampai lebaran selesaipun belum
ada tamu yang dia bawa ingin mengunjungi ke dua tempat tersebut. Karena tidak
ada pilihan lain, maka saya tetap ikut dengan kapal pak Hussen mengunjungi
Pulau Rinca, Pulau Komodo dan Pantai Merah selama dua hari satu malam lalu
kembai ke Labuan Bajo.
Ketika
kapal bersandar di dermaga setelah perjalanan dua hari satu malam, saya berbincang
dengan kapten kapal sebelah. Kebetulan kapten kapal itu adalah bang Ary yang
merupakan keponakannya pak Hussen. Ketika saya memperkenalkan diri dan
mengatakan berasal dari Jakarta.
“Kenal
dengan Ashari Yudha?” tanya bang Ary.
“Itu
teman saya, Bang”
“Dia
dulu pernah ikut juga dengan saya, sama kayak mas ini. Numpang di kapal dan
bantu jadi guide tamu saya”
Setelah
itu percakapan berlanjut tentang beberapa orang yang beliau kenal dan saya
kenal juga, dan tentang cerita beberapa minggu sebelumnya saat kapal beliau
dipakai oleh tim My Trip My Adventure. Dari percakapan itu juga saya mengetahui
kalau trip beliau hari itu ke Pulau Padar dan Gili Lawa.
“Boleh saya ikut, bang?” tanya saya langsung
ke Bang Ary “Saya sudah training di kapal pak Hussen” kelakar saya untuk
meyakinkan bang Ary tentang keinginan untuk membantu kegiatan di kapal
nantinya. “Ayo sudah, pindahkan tasnya ke sini” jawab bang Ary.
Perjalanan
tiga hari dua malam dengan kapal bang Ary yang akhirnya membawa saya
mengunjungi tempat-tempat indah di gugusan Pulau Komodo. Menikmati keindahan
Gili Lawa, melihat Manta di Manta Point, snorkeling
dan trekking di Pantai Merah, melihat atraksi lumba-lumba di dekat Pulau
Kalong, menyaksikan keindahan Pulau Padar yang mempesona, snorkeling di Pulau
Kanawa serta trekking di Pulau Kelor. Semua ini saya dapatkan dengan cuma-cuma
dari segi biaya, tapi saya mencoba memberikan bantuan sebisa mungkin selama di
kapal.
Dalam
perjalanan lima hari tiga malam di atas dua kapal yang berbeda, saya berperan
sebagai kru kapal dan pendamping tamu. Membantu memasak di dapur, menghidangkan
makanan untuk tamu, mencuci piring, menarik jangkar,membantu mengemudikan
kapal, mendampingi tamu snorkeling
dan trekking, serta jadi tukang potret. Semua pekerjaan itu begitu mengasikkan
dan juga merupakan hal baru untuk dinikmati, dan tentu saja dapat membantu saya
menikmati semua tempat-tempat di paragraf sebelumnya. Saat tulisan ini saya
selesaikan, saya baru saja selesai menikmati perjalanan dua hari satu malam ke
tempat-tempat di atas sebagai kelanjutan dari cerita ini.
Perjalanan
ini memberikan kejutan melalui pertemanan, khususnya dari Instagram. Datang
tanpa diduga, di luar yang bisa diperkirakan. Seorang teman dapat memberikan
kejutan dari kejauhan walaupun belum pernah bertemu sebelumnya. Dengan @defriaryanto dan @ashari_yudha si
admin akun kece @catatanbackpacker saya belum pernah bertemu sama sekali. Kami
hanya saling mengenal lewat Instagram dan berbagi cerita dan tips perjalanan
lewat whatsapp. Aih...Mari berteman. Lalu tunggulah kejutan selanjutnya.
Sabtu, 22 Agustus
2015. Kampung Komodo
P.S:
Bagi teman-teman yang ingin menikmati keindahan dari tempat-tempat yang saya
kunjungi dalam rangkaian postingan ini, bisa mengikuti Langkahjauh Open Trip Flores: 3d2n Live on Board: 15-17 October 2015 รง Klik saja linknya untuk informasi
lebih lengkap.
Tabik!
Capek kaki ringan tangan, capek kaki indak panaruang, ringan tangan bukan pamacah. Mako selamat dunia akhirat. Jadi kangen pengen ke Labuan Bajo lagi :)
BalasHapusAih...komen uni Evi langsuang mambuek ingek kampuang. Hahaha. Ayo Uni baliak ka Labuan Bajo.
HapusSama2 uda...tks juga dah memberi inspirasi. Sukses da..
BalasHapusTerima kasih bang Defri. Kalau nanti ada kesempatan, bolehlah kita ngopi-ngopi.
Hapus