Riuh
malam pergantian tahun. Letusan petasan tiada henti. Bunyi terompet
bertalu-talu. Langit penuh warna dari kembang api. Di Manado perjalanan saya
berusia satu tahun. Riuh malam pergantian tahun. Letusan petasan tiada henti.
Bunyi terompet bertalu-talu. Langit penuh warna dari kembang api. Di Semarang
perjalanan saya dimulai. Setahun yang lalu.
Lebih
dari setahun yang lalu, saya meninggalkan Jakarta, pekerjaan, dan pacar (pada saat itu).
Setelah mendapat ijin dari orang tua untuk melakukan perjalanan ke banyak
tempat di Indonesia dan menuliskannya di blog ini.
Saya memulai langkah bukanlah seperti seorang panglima memimpin pasukannya ke medan pertempuran. Ada ketakutan besar menggelantung di kaki, mulai dari jaringan pertemanan yang terbatas, bekal uang yang sedikit, serta pengalaman perjalanan yang sangat minim. Selalu berpikiran baik adalah cara saya melihat keterbatasan hingga menjadi tantangan untuk dihadapi.
Setiap
tempat yang dikunjungi memiliki tantangan yang berbeda, mulai dari tidak ada kenalan, jadwal transportasi yang tidak pasti, kehilangan, sakit, sampai
kehabisan uang. Untuk semua tantangan itu saya menerimanya dengan suka cita.
Tidur di gudang kargo , dermaga, dan masjid memiliki sensasi lain dibandingkan di
kamar yang nyaman. Menerima upah lima puluh ribu sekali dalam perjalanan jadi lebih disyukuri daripada
gaji bulanan yang rutin sebelumnya. Perjalanan seperti membuka tabir kebahagiaan dari cara yang tidak
disangka-sangka.
Mandi
dengan air tawar terasa nikmat setelah merasakan mandi air payau selama dua
minggu, makan dengan telor dan sambal merah terasa enak setelah makan makanan
yang lebih sederhana sebelumnya, menemukan toilet dengan mudah ketika ingin
buang air kecil dan besar terasa menyenangkan setelah tinggal di rumah yang
tidak memiliki toilet. Perjalanan juga menyederhanakan hitungan kebahagiaan.
Satu
tahun yang dilewati ini menjadi tahun terhebat sepanjang hidup. Sepanjang 2015
saya telah menjejakkan kaki di sepuluh provinsi—terbanyak dari tahun-tahun
kehidupan sebelumnya—di gunung-gunung di pulau Jawa, Bali, Bima, dan Lombok, serta di tempat-tempat indah lainnya seperti Bali, Lombok, Labuan Bajo Bajo dan Raja Ampat. Menjadi relawan di
Bima dan Kampung Komodo. Bekerja di beberapa tempat agar dapat melanjutkan
perjalanan setelah kehabisan uang, serta dapat terus menulis dan berbagi cerita
melalu blog ini dan akun Instagram.
Selama
perjalanan ini, untuk mengatasi masalah keuangan saya berjualan pakaian
anak-anak dan kerudung di Malang, jadi tour
driver di Bali, tukang kebun, tukang
cat, berjualan takjil, freelance guide, dan trip organizer di Labuan
Bajo. Untuk penginapan saya mengunjungi rumah singgah backpacker, couchsurfing,
dan rumah teman di media sosial, masjid dan musholla, dermaga, serta gudang
kargo. Dalam hal transportasi darat saya hitchhike atau ngeteng untuk
berpindah, dan transportasi laut untuk berpindah antar pulau kecuali dari
Makassar ke Ambon menggunakan pesawat terbang karena harga tiket kapal dan
pesawat hanya berbeda Rp 30.000 saja.
Perjalanan
yang telah menjadi hidup ini tentu juga berisi cerita pahit: kehilangan dompet,
putus cinta dan patah hati, LCD notebook dan kaca masker renang pecah, dan semangat perjalanan yang tiba-tiba
hilang. Semua ini menjadi pelengkap rasa dari nikmatnya perjalanan.
Perjalanan
ini masih akan terus dilanjutkan. Saya ingin menelusuri pulau Sulawesi hingga
ke Makassar sambil mengunjungi kepulauan Togean, Tanjung Bira, dan Wakatobi.
Kembali ke Labuan Bajo untuk meneruskan perjalanan ke Sumba. Lalu kembali ke
Jawa pada April untuk menghadiri wisuda Ijran—adik kandung--sekalian berkumpul
dengan keluarga, mengurus KTP dan SIM di Jakarta, mengunjungi Bromo dan Taman
Nasional Baluran sebelum melanjutkan perjalanan ke Kalimantan dan Sumatera.
Itulah rencana perjalanan yang akan dijalani selama 2016.
Semua
ketakutan yang saya rasakan pada awal perjalanan memang terjadi dan menjadi
tantangan untuk perjalanan. Tantangan itu tidak menghambat perjalanan,
melainkan meningkatkan kualitas perjalanan, memaksa ide-ide baru lahir, dan
menuntut diri melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan. Perjalanan ini
masih akan terus dilanjutkan, meraih tujuan yang diinginkan dan menghadapi
setiap tantangan. Hidup ini adalah perjalanan dari ketakutan ke ketakutan yang
lainnya untuk sampai pada tujuan dan tujuan berikutnya.
Jumat,
1 Januari 2016. Manado
Jadi kamu sekarang sudah ngak punya pacar yaaa kak ???? #Melipir
BalasHapusPunya kak, perjalanan ini jadi pacar terbaru saya. hahahaha
HapusSemangat mas Guri, semoga selalu dalam lindungan Illahi rabbi. Aamiin... dalam nusantara
BalasHapusSemangat mas Guri, semoga selalu dalam lindungan Illahi rabbi. Aamiin... dalam nusantara
BalasHapusAmiiin, terima kasih bang
HapusPerjalanananmu sungguh hebat Guri! Semoga banyak anak muda yang berani melangkah untuk berjalan yang lebih dari sekedar berjalan...
BalasHapusTerima kasih Satya. Semoga bisa menginspirasi yah. Perjalanan selalu mengajarkan hal-hal baru tanpa harus dicari-cari.
HapusSemoga dengan bertambahnya kilometer dan waktu tempuh perjalanan, Guri semakin baik. Selamat meneruskan oerjalanan5untuk satu tahun ke muka
BalasHapusAmiiin. Terima kasih Uni, semoga kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan
HapusGantengan pake kumis dan rambut gondrong, mas :D
BalasHapusItu akibat jalan-jalan kelamaan mbak. Hehehe
Hapusperjalanan nya sangat keren dan menginspirasi, semoga kita dapat berjumpa bang, salam :)
BalasHapusTerima kasih, Andi. Seminggu ini saya di Togean, setelah itu lanjut ke Makassar. Mungkin nanti bisa bertemu di sana
HapusSaya terinspirasi mas, mendengar cerita pak hamdan waktu nganter saya liveonboard ke Pulau Komodo awal tahun kemaren #langkahjauh
BalasHapusWah iya bang, terima kasih ya. Btw...Pak Hamdan yang mana ya?
HapusHamdan apa Hasan ya duuh lupa bang...
BalasHapuskak kalo udah di jakarta buat gathering dong ngadain gitu hehe share pengalaman :)
BalasHapusSemoga April nanti saya sudah bisa ke Jakarta lagi. Kalau ada kesempatan nanti dapat berbagi cerita. Terima kasih
HapusKeren kaka
BalasHapusKeren kaka
BalasHapusrencana bulan apa mau ke kalimantan mas guri?
BalasHapusRencana awalnya bulan Mei tahun ini, mas. Namun ada perubahan, karena sudah mendekati bulan puasa. Mungkin lain kali akan ke Kalimantan. Terima kasih
Hapusdi tunngu mas guri kedatangannya di tanah kalimantan (borneo). info aja jika mau ke kalimantan. salam kenal mas guri.hehehehe
BalasHapus