Sebelumnya
saya hanya merasakan hal ini, belum terniat untuk menuliskannya. Tapi, satu
pertanyaan dalam wawancara dengan seorang teman
mengharuskan saya untuk menuliskannya. Lewat tulisan ini saya bahas
lebih banyak tentang hal itu.
Perjalanan
bagi saya ibarat hubungan asmara atau pacaran. Ada fase-fase yang dilewati. Setiap fase memiliki cerita dan
pengalaman yang berbeda. Berdasarkan pengalaman dan ingatan saya jelaskan semua
fase di atas.
Danau Ranamese, Ruteng |
1.
Menyadari.
Menjadi fase pertama yang berisi alasan kenapa dan untuk apa harus berjalan. Apapun
alasan dan tujuan dapat tercipta sesuai keadaan. Saya telah menuliskan dalam
Kenapa Terus Berjalan dan Kenapa Masih Terus Berjalan alasan perjalanan ini.
2.
Memulai.
Fase ini adalah saat bercampur-baurnya ketakutan, keberanian, dalam satu tekad
saat mengambil langkah pertama. Dalam hubungan asmara ibarat melakukan pernyataan
cinta pertama kali kepada orang yang disukai. Penuh ketegangan dan harapan.
3.
Puber.
Layaknya hubungan asmara, fase ini adalah masa sedang hangat-hangatnya.
Pikiran, perasaan, dan perkataan sepenuhnya mengenai perjalanan. Fase ini
biasanya ditandai dengan mulai melabeli
diri dengan julukan traveller, backpacker, solo backpacker, mountainer, petualang,
pejalan, dan sebagainya. Seperti mencantumkan nama pasangan dalam bio media
sosial.
Menara di pantai Apparalang |
4.
Eforia.
Fase ini adalah saatnya ingin menunjukkan kepada orang lain tentang apa yang
sudah dicapai dan dinikmati selama perjalanan. Kadang, lebih jauh lagi menjadi
mengumbar-ngumbar kenikmatan perjalanan, dan membangga-banggakan kepada mereka
yang tidak atau jarang melakukan perjalanan. Seperti saat mengenalkan pasangan
kepada teman-teman, apalagi kepada teman yang jomblo. Saya jadi malu sendiri,
ketika mengingat kejadian yang terjadi dalam fase ini.
5.
Gamang.
Fase ini terjadi ketika masalah mulai menghampiri perjalanan. Hal-hal buruk
terjadi di luar kendali. Menyesali masa lalu sudah tidak berguna, dan keraguan
menghantui masa depan. Bagai baru menyadari sifat-sifat buruk dari pasangan. Pada
fase ini mulai timbul keinginan untuk mengakhiri perjalanan. Kembali pada fase
pertama adalah salah satu cara untuk terus bertahan.
Sunset di Sumba |
6.
Putus
Asa. Fase ini terjadi jika tidak mampu melewati fase gamang sebelumnya. Masalah
semakin menumpuk, impian-impian semakin terasa sulit untuk digapai. Mengakhiri
perjalanan menjadi pilihan. Ibarat pacaran, hanya satu kata yang ampuh pada
saat ini: putus. Melewati fase ini, saya memilih berkeluh kesah kepada
seseorang yang memahami perjalanan yang dilakukan ini sejak awal. Dalam pacaran
ibarat curahan hati sepenuhnya. Karena itu dalam perjalanan panjang butuh
seseorang untuk menumpahkan semua cerita atau keadaan.
7.
Selingkuh.
Perjalanan juga bisa diselingkuhi ketika kesempatan datang. Misal, merasa
nyaman di suatu tempat dan berhenti di sana, mengganti rute atau
berbalik--biasanya ini terjadi karena masalah hati, bekerja dan menghabiskan
waktu yang lama hanya di satu tempat, hingga tujuan-tujuan yang ingin dicapai
terbengkalai. Dua hal terakhir pernah saya alami.
8. Jenuh. Perjalanan suatu saat terasa membosankan. Dalam perjalanan panjang ini saya
pernah mengalami kejenuhan. Di Ternate, saya lebih memilih berdiam di
kamar dengan notebook daripada jalan-jalan di kota yang penuh sejarah itu.
Bagai menolak diajak ketemuan oleh pasangan dalam pacaran.
Laguna Waekuri, Sumba |
9.
Melepaskan.
Fase ini adalah saat ingin melepaskan semua hal tentang perjalanan yang melekat
pada diri. Bagaikan sudah yakin ingin putus dengan pasangan. Ingin melepaskan
diri dari embel-embel traveller, backpacker, solo backpacker, adventurer,
petualang, pejalan, dan segala macamnya. Lebih jauh lagi, dalam fase ini adalah
menjauhkan diri dari segala hal yang berhubungan dengan perjalanan, seperti
media sosial dan lingkungan pertemanan. Seperti menjauh dari mantan dan
menghapus semua hal yang berhubungan dengannya. Saat ini saya mengalami hal
yang pertama, sedangkan seorang teman seperjalanan saya mengalami hal yang
lebih jauh lagi.
10. Memulai
kembali, belajar memahami dan menikmati. Perjalanan yang masih dilanjutkan
bagai dimulai kembali. Dalam pacaran ibarat balikan setelah putus. Terus
belajar dan menikmati selama perjalanan berlangsung. Dalam fase ini, semua fase
yang terjadi sebelumnya bisa terulang. Pengalamanlah yang menjadi pembeda saat
fase-fase itu terulang.
Pantai Lailiang, Sumba |
Semua
fase yang ditulis di atas adalah fase yang pernah saya alami selama perjalanan
sejak 1 Januari 2015. Saya yakin fase yang nomor 10 bukanlah fase terakhir.
Akan ada fase nomor 11,12,13, dan seterusnya. Saya akan menambahkan fase-fase
berikutnya jika sudah mengalaminya. Tunggu saja, jika kamu memang setia.
Tabik!
Sabtu, 12 Maret 2016. Labuan Bajo
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc