Tidak ada gambaran geografis tentang tempat yang akan saya tuju dalam perjalanan kali ini, selain tempat itu terletak paling ujung di pulau kelahiran saya. Tidak ada riset khusus yang saya lakukan tentang tempat-tempat menarik yang harus dikunjungi, dan transportasi menuju ke sana. Kepada pertemuan dan keadaan yang telah dirancang oleh Yang Maha Mengatur saya serahkan perjalanan ini. Bersama praduga baik dalam pikiran, saya tempuh perjalanan ke ujung Sumatera, Banda Aceh.
Puluhan sopir taksi telah saya lewati
sebelum memilih salah satu dari mereka. Okie adalah sopir taksi yang terpilih
tanpa pertimbangan apapun. Dalam perjalanan dari bandara Sultan Iskandar Muda
menuju kota Banda Aceh, saya mulai meyakini Okie adalah sopir taksi yang tepat.
Selama perjalanan saya mendapatkan
informasi-informasi yang objektif dan saran yang netral dari Okie. Seperti
kisah pilu tsunami 2014, objek wisata di Aceh, peraturan syari'i, serta tentang
ganja Aceh yang fenomenal. "Ganja itu memang banyak di sini. Kalau ada yang
mau ngisap, biasanya mereka sembunyi-sembunyi. Tidak ada orang ngisap ganja
sama bebasnya kayak orang ngisap rokok di sini, bang" penjelasan Okie yang
menjawab rasa penasaran saya.
![]() |
Selfie di Taman Sari Gunongan dan Kandang |
Saya sampai di Banda Aceh
bertepatan dengan adzan untuk sholat Ashar. Selepas sholat di Masjid Raya
Baiturrahman, saya mengajak Okie menikmati kopi Aceh. Rekomendasinya adalah
warung kopi di Blang Padang yang terkenal dengan Kopi Sanger Arabikanya. Di
sini kopinya benar-benar enak, hingga membuat saya lebih percaya pada
informasi-informasi lain yang diberikan Okie.
![]() |
Foto wajib kalau ke Aceh |
Perbincangan yang terjadi selama
ngopi membuat saya mengetahui tempat-tempat menarik di Aceh dan kulinernya,
seperti Museum Aceh, Taman Putrophang, Museum Kapal PLTU Apung, kubah masjid di
tengah sawah, dan kapal di atas rumah.
"Kalau Mie Aceh yang enak di
mana?" rasa lapar mendorong pertanyaan ini keluar.
"Mie Aceh Razali enak, rasanya
paling umum. Kalau Mie Aceh Ayah dan Bardi rasanya lebih medok. Untuk pertama
kali seperti abang, baiknya coba Mie Razali dulu, setelah itu baru coba Mie
Ayah atau Bardi, biar terasa perbedaannya" jawaban Okie yang saya terima
sepenuhnya. Perjalanan kami berlanjut ke Mie Aceh Razali. Saya makin percaya
dengan informasi yang diberikan Okie. Pertanyaan saya setelah makan adalah
tentang kedai kopi. Lalu Okie membawa ke kedai kopi Solong yang katanya
merupakan kedai kopi tertua di Banda Aceh.
![]() |
Mie Razali di pusat kota Banda Aceh |
Tidak hanya mendapat seorang sopir
taksi, tapi dengan memilih Okie, saya juga mendapat seorang guide. Okie juga membantu saya menemukan hotel yang nyaman di kota Banda Aceh. Praduga baik
yang saya pelihara sebelum perjalanan, menjadi kenyataan baik selama
perjalanan.
![]() |
Sudut-sudut Museum Tsunami Aceh yang fotogenik |
Perjalanan sendiri di Aceh
berlanjut ke Pulau Weh dengan dua tujuan utama; Gunung Api Bawah Laut dan Titik
Nol Kilometer Sabang.
"Sendirian saja, bang?"
sapa Jamal--salah seorang guide di Sabang--ketika saya mengambil foto di Titik
Nol. Sapaan itu menjadi awal percakapan panjang kami menjelang matahari
tenggelam.
"Sudah ke mana saja di sini
(pulau Weh), bang?" tanya Jamal seperti penasaran dengan perjalanan saya,
setelah dia menanyakan asal dan di mana tinggal selama di Sabang.
"Masih di penginapan aja,
bang. Ini (Titik Nol) baru tempat pertama yang saya datangi. Besok rencananya
mau ke Gunung Api Bawah Laut aja, abis itu mungkin pulang ke Aceh"
"Abang nggak mau ke Gua Sarang
dan Secret Beach? Dekat kok dari Gunung Api Bawah Laut" tanyanya, lalu
mempromosikan keindahan masing-masing tempat tersebut.
![]() |
Titik Nol pada senja itu |
Percakapan sore itu berakhir dengan
kesepakatan bahwa Jamal akan menemani saya ke Gunung Api Bawah Laut, Gua
Sarang, dan Secret Beach pada keesokan harinya. Pertemuan selalu menghadirkan
kejutan di dalamnya.
![]() |
Jamal, guide yang menemani ke Goa Sarang dan Gunung Api Bawah Laut |
Gua Sarang memiliki terumbu karang
yang bagus dan bawah laut yang unik. Garis-garis tebing yang tegas dan goa-goa
kecil dalam laut menjadi karakternya. Belasan ekor lion fish juga ditemukan
saat snorkeling di sana, bersamaan dengan beberapa ekor bintang laut.
Mengujungi tempat yang tidak ada dalam rencana perjalanan, seringkali
memberikan kejutan. Karena mengunjunginya tanpa harapan yang sering mengganggu.
Inilah salah satu alasan saya tidak membuat rencana perjalanan, karena lebih
suka menyerahkan sepenuhnya kepada pertemuan dan keadaan yang terjadi di
perjalanan.
Gua Sarang tidak hanya
mempertemukan saya dengan keindahan yang dimilikinya, tapi juga dengan dua
orang pejalan dari Medan. Mereka adalah Vidy dan Andri, dokter muda yang sedang
koas di salah satu rumah sakit di kota Medan. Pertemuan dan obrolan singkat
dengan Vidy dan Andri setelah selesai snorkeling menyimpan kejutan pada hari
berikutnya.
![]() |
Gunung Api Bawah Laut |
Di Pulau Weh, saya memilih
penginapan Mama Mia yang dijaga oleh seorang nenek tua di Iboih. Pilihan ini
berdasarkan rekomendasi dari Jon--pengemudi becak motor yang membawa saya dari
pelabuhan Balohan ke kota Sabang. Hanya dengan membayar Rp 85.000/malam saya
mendapat kamar ukuran 3x3 meter, kamar mandi di dalam, dan dua hammock di
beranda yang langsung menghadap ke laut. Dari rencana awal cuma satu malam,
akhirnya saya menginap dua malam di Mama Mia. Terlalu sayang jika hanya satu
malam menginap di tempat yang murah dan nyaman ini.
Selama di Pulau Weh, saya menyewa
sepeda motor untuk berkeliling. Sepeda motor yang saya dapat juga dari Jon.
Lebih murah Rp 30.000/hari daripada penyewaan lainnya di Iboih. Sama dengan
Okie, saya juga memilih Jon tanpa pertimbangan apapun. Selama di Aceh saya
sangat bersyukur dipertemukan dengan orang-orang yang tepat, hingga tak perlu
lagi membaca dan menyeleksi informasi-informasi yang bertebaran di internet,
maupun di kitab petunjuk perjalanan seperti Lonely Planet.
![]() |
Pemilik penginapan Mama Mia dan kamar yang saya tempati di Iboih |
Di atas kapal cepat menuju Banda
Aceh, saya melintasi dua orang yang pernah dilihat sebelumnya.
"Lo mau ke mana?" tegur
salah satu dari mereka.
"Balik ke Aceh. Terus ke Medan
naik bus malam. Kalian ke mana?"
"Kami juga mau ke Aceh dan
terus ke Medan lewat Lintas Barat, biar bisa mampir-mampir. Kata teman gue
pemandangannya bagus-bagus. Lo mau ikut?" tawaran Vidy
Tawaran dari Vidy langsung mengubah
rencana perjalanan saya. Saya ikut menumpang mobil mereka. Sebelum meninggalkan
Aceh, kami mengunjungi Museum Kapal di Atas Rumah dan Pantai Lampuuk. Dua
tempat itu membuat saya telah menuntaskan semua tempat yang wajib dikunjungi
selama di Aceh.
![]() |
Saya dan Jon, pengemudi bentor yang banyak memberikan bantuan selama di pulau Weh |
Berjalan sendiri tidaklah
menakutkan. Sejak awal perjalanan, saya memilih untuk memelihara pikiran dan
praduga baik terhadap kenyataan yang akan terjadi. Saya yakin pikiran dan
praduga baik akan membawa kepada kenyataan baik selama perjalanan.
Berjalan sendiri membuat magnet di
dalam tubuh menjadi lebih kuat. Magnet yang membuat orang lain mendekat,
bertanya, bercerita, dan memberikan bantuan. Magnet yang akan membawa ke dalam
perjalanan baru, ke rumah-rumah masyarakat, ke perkumpulan-perkumpulan
kegiatan, dan ke tempat-tempat yang tidak ada dalam rencana perjalanan. Hingga
akhirnya menyadari, kalau kamu tidaklah benar-benar berjalan sendiri.
Mereka yang saya temui dan membantu selama perjalanan:
Okie (pengemudi taxi di Banda Aceh): 0812 6048 8658
Jon (pengemudi bentor di pulau Weh/Sabang): 0812 6943 9039
Jamal (guide di Iboih atau pulau Weh/Sabang): 0852 1163 8067
Mama Mia Homestay: Lokasi di pantai Iboih setelah Rubiah Tirta Dive Center.
tulisannya asik. bikin saya kangen jalan jauh
BalasHapusSilahkan dituntaskan kangennya setelah membaca tulisan ini mbak. Cheers
HapusRingan tulisan nya enak baca nya jd crita solo trip itu tidak menyeramkan asal bisa jaga pikiran ya👍
BalasHapusMenurut saya setiap kejadian itu dapat berasal dari pikiran kita sebelumnya. Jika berpikir sesuatu yang buruk, maka buruklah yang terjadi, dan jika berpikir yang baik maka baiklah yang terjadi. Percaya dan selalu berdoa adalah jalan terbaiknya.
HapusWah seru nih jalan jalan nya di Aceh
BalasHapusIya, mas. Salah satu perjalanan seru yang saya lakukan di Sumatera
HapusCeritanya tambah meyakinkan untuk akhir bulan
BalasHapusAyo bosku Semuanya,
BalasHapusYuk iseng bermain game untuk mendapatkan uang tambahan setiap harinya Hanya di arena-domino.net
Modal Kecil Dapat Puluhan Juta ^^
Bareng saya dan teman-temanku yang cantik-cantik loh !
Info Situs www.arena-domino.net
yukk di add WA : +855964967353
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc